Wednesday, August 26, 2015
Togel Online Hari Ini - Tidur Dengan Iparku Sendiri
Prediksi Togel Online, Situs Agen Judi, Togel Hari Ini, Naga303 |
Prediksi Togel Online - Entah dapat durian runtuh darimana, tiga dari iparku, pernah bermain cinta denganku. Padahal aku bukan termasuk tipe pengejar cinta. Walaupun pengalaman sex-ku cukup lumayan banyak, Tapi aku bukan maniak seks. Ini adalah seri percintaan dengan ipar iparku yang kalau aku punya waktu akan aku tuliskan untuk anda, dan sekedear melepaskan uneg uneg hatiku, karena selama ini cerita ini hanya kupendam untuk diriku sendiri.
Aku biasa memanggilnya Mbak Rina (samaran), wajahnya tidak terlalu cantik, tetapi wajahnya lembut dan tubuhnya putih langsing. Dia adalah istri dari kakaknya istriku. Umurnya sekitar 45 tahunan, kedua anaknya kuliah di luar kota, sedangkan suaminya mempunyi pekerjaan yang mengharuskan dia jarang ada di rumah. Dia tinggal di Jakarta, sedangkan aku di kota S, namun demikian aku sering ke rumahnya karena hampir tiap bulan aku dinas ke Jakarta. Atas permintaan istri, aku selalu diminta untuk mampir untuk sekedar memberikan oleh-oleh untuknya.Hal ini berjalan bertahun tahun, walaupun aku lebih sering ketemu dengan Mbak Rina tanpa di dampingi suaminya, tetapi kami tidak pernah melakukan hal yang aneh-aneh. Apalagi perbuatan, berpikir ke arah sana pun aku tidak pernah. Hingga suatu hari, peristiwa itu terjadilah.Sore itu selesai rapat dinas di Jakarta, aku segera menelpon ke Mbak Rina bahwa aku membawa titipan dari istriku dan kalau Mbak Rina tidak kemana-mana aku akan mampir ke rumahnya. Setelah mendapat konfirmasi, segera aku kembali ke hotel untuk mengambil kerupuk mentah titipan istriku dan tasku untuk check out. Memang aku merencanakan dari rumah Mbak Sri aku mau langsung ke Pulogadung untuk langsung pulang ke kotaku naik Bis malam.Aku sampai di rumahnya yang asri dan luas jam sekitar 17.00. Tidak seperti biasanya, tampak rumah sedang keadaan setengah dibongkar, dan terlihat beberapa tukang sedang berbenah untuk pulang. Aku disambut dengan gembira dengan ciuman pipi (biasa kami lakukan di antara keluarga).“Wah Dik Ton, maaf ya rumah masih berantakan, mau direnovasi dan baru tadi Mas Slamet (suaminya) berangkat, sayang nggak ketemu ya.” ujarnya.
“Iya Mbak, hampir setengah tahun saya nggak jumpa sama Mas Slamet.” balasku.
Kami terlibat pembicaraan yang hangat dan akrab, sampai hari mulai gelap dan Mbak Rina menyuruhku mandi.
“Mandi dulu Dik, di kamar saja, soalnya kamar mandi satunya dibongkar. Disana sudah saya sediakan sarung dan handuk bersih.”
“Ya Mbak.”Aku segera ke kamar mandi utama, sungguh luas kamar mandinya. Walaupun aku sering mandi di rumah ini, tetapi baru kali ini aku mandi di kamar mandi yang terletak di dalam kamarnya.Selesai membersihkan diri, masih dalam keadaan telanjang aku gosok gigi menghadap ke cermin.*Ternikmat.com Tanpa sengaja mataku melihat sesuatu yang aneh menyelip di belakang cermin. Dengan penuh rasa penasaran kuambil barang itu, dan aku terkesiap ternyata barang itu adalah penis buatan (dildo), segera barang itu kukembalikan ke tempatnya tanpa merubah posisi.Aku baru sadar bahwa Mbak Rina di balik wajahnya yang lembut dan polos adalah tetap seorang wanita yang membutuhkan pemenuhan biologis. Aku yakin barang itu adalah pemberian suaminya, sebab sangatlah tidak mungkin kalau Mbak Rina menerima dari orang lain atau membeli sendiri. Aku pun jadi teringat cerita istriku bahwa sudah lama Mas Slamet mengalami gangguan sex, karena penyakit yang dideritanya.Membayangkan Mbak Rina menggunakan dildo tersebut, aku jadi terangsang dan entah dari mana ide ini datang bahwa aku bermaksud untuk mengajak bercinta Mbak Rina malam ini. Ya. Malam ini aku harus menginap disini. Sempat kuelus-elus penisku, yang sudah terangsang betul, tapi tidak sampai muncrat, karena aku masih punya tujuan yang sangat kurahasiakan. Kupakai sarung dan kaos pinjaman tanpa CD.Tidak berapa lama Mbak Rina mengajakku makan malam, dia masih belum tahu maksud jahatku. Kulihat pembantunya yang masih muda menyiapkan segalanya. Di meja makan aku mulai melancarkan strategi yang sudah kususun dengan rapih.“Mbak, saya malam ini sudah nggak dapat jatah di hotel, harusnya malam ini saya pulang, tapi saya capek. Apa boleh nginep di sini..?” tanyaku.
“Lho saya kan sudah bilang dari dulu kalau dinas itu nggak usah nginep di hotel, nginep sini aja. Ya tentu saja boleh.Cuman gimana ya, kamar anak-anak sedang dibongkar.” ujarnya.“Nggak apa-apa Mbak, saya tidur di kursi saja.”Selesai makan malam, kami ngobrol berdua sambil nonton TV, sengaja pembicaraan kuarahkan ke hal-hal yang nyempet-nyrempet. Kadang Mbak Rina tertawa renyah, kadang wajahnya tersipu-sipu malu. Setelah beberapa lama dia mulai akrab berbicara tentang sex, dan aku menduga birahinya juga bangkit. Tetapi aku masih ragu-ragu, bahkan aku tidak berani untuk memulai.“Kalau Mas Slamet lagi pulang, semalem bisa dua kali tiga kali dong Mbak. Ngrapel kan..?” kataku pura-pura.
“Lho.., Dik Sri (istriku) apa nggak pernah cerita..? Mas Slamet itu sudah agak lama impoten. Jadi gimana lagi.Lagian saya kan udah umur, anak-anak udah gede-gede.” katanya.“Maaf Mbak saya enggak tahu, tapi siapa bilang sudah berumur..? Mbak masih cantik, masih sexy. Terus gimana kalau lagi pengen..?” aku mencoba merayu.Tanpa terasa penisku mulai mengeras. Karena aku tidak memakai CD, maka burungku mencuat di bawah sarung, dudukku segera kuperbaiki untuk menutupi tonjolan sarungku. Tetapi terlambat, Mbak Rina melirik ke sarungku, wajahnya tampak memerah. Aku tidak tahu apa yang ada di balik batinnya.“Sudah ah, saya mau tidur, sebentar saya ambilkan bantal ya..?” dia berdiri masuk ke kamar dan mengambil batal serta selimut untukku.
“Selamat tidur ya, besok mau dibangunkan jam berapa..?”
“Jam lima Mbak.”Aku sangat menyesal, usahaku yang tadinya kuyakini dapat berhasil ternyata gagal total. Aku pikir aku terlalu ragu-ragu, terlalu penakut.Satu jam telah berlalu, tapi aku tidak berhasil memejamkan mataku. Pikiranku masih tertuju pada Mbak Rina. Akhirnya kubulatkan tekad melaksanakan rencana lanjutan. Aku harus berhasil. Sambil meneteng bantal, dengan berdebar-debar kuketok pintu kamarnya. Tidak ada jawaban. Kuketok lagi kamarnya dengan agak keras, kutunggu. Akhirnya terdengar anak kunci yang diputar dan pintu kamar terbuka.Di depanku berdiri seorang bidadari yang memakai daster tidur yang tipis, tergantung dengan tali kecil di pundaknya yang putih mulus. Hampir aku tidak tahan menahan gejolak birahiku, tetapi kutahan dan aku berusaha bersikap wajar tanpa dosa.“Sorry Mbak, saya nggak bisa tidur. Banyak nyamuk di luar, boleh saya tidur di dalam..? Di lantai juga nggak apa-apa.” kataku.Dia tidak berkata apa-apa, mungkin dia merasa tidak enak kalau menolak.Aku segera masuk kamarnya dan meletakkan bantal di bawah tempat tidurnya, dan menggeletakan badan di sana. Mbak Rina terlihat salah tingkah, dia tidak segera tidur tapi masih mondar mandir.
Akhirnya dia berkata, “Dik Ton tidur di atas saja, saya nanti di pinggir sini.”“Terima kasih Mbak.”Aku segera pindah ke tempat tidurnya, dan dia sendiri mengambil tempat di pinggir dan membelakangiku.Kupandangi pundaknya yang putih mulus, pinggulnya, ingin rasanya aku memeluk dan membelainya, namun aku tidak berani. Lama kami berdiam diri, walaupun aku yakin dia belum tidur. Kuberanikan diriku untuk bergeser mendekat, kumiringkan tubuhku menghadap ke punggungnya, jarak kami hanya beberapa centimeter. Walaupun kami tidak bersentuhan, tapi aku yakin dia tahu kalau aku menggeser mendekati dia. Tidak ada reaksi darinya.Dengan dada yang berdegup keras aku memberanikan diri berbicara, “Mbak Rin, saya boleh memeluk ya..? Biar anget..!” sambil kupeluk dari belakang tubuhnya tanpa persetujuannya.“Tapi meluk aja ya Dik Ton..!” jawabannya sungguh membuat hatiku plong.Birahiku semakin tinggi, kemaluanku sudah tegang penuh tapi aku berusaha untuk tidak ceroboh. Kupeluk Mbak Rina dengan lembut tetapi tetap Situs Agen Judi - kujaga jarak agar kemaluanku tidak menyetuh tubuhnya. Kuelus tangannya, pundaknya dan kuremas jari tanganya, dia diam saja.“Mbak Rin, kulitnya halus sekali ya. Tiap minggu ke salon ya Mbak..?” aku mulai merayu.
“Ah enggak koq, saya enggak pernah ke salon kecuali kalau potong rambut.” jawabnya.Suaranya sedikit bergetar. Dan aku makin yakin bahwa Mbak Rina mulai menikmati dekapanku dan elusan tanganku. Pelan-pelan kusingkapkan kain sarungku. Karena aku tidak memakai CD, maka burungku yang sudah terangsang dan tegang keras keluar dari sarangnya tanpa sepengetahuan Mbak Rina. Dekapanku ke Mbak Rina makin kuperketat, kemaluanku kutempelkan di pantatnya yang masih terbalut dengan dasternya yang tipis. Kurasakan denyut kenikmatan di sepanjang penisku.“Dik Ton, ini apa koq keras banget di belakang..? Aku nggak mau lho kalau macem-macem..!” nadanya mengancam.
“Nggak apa-apa koq Mbak, aman.*Ternikmat.com Biasa Mbak, Yuniorku ini nggak bisa dekat sama perempuan cantik. Apalagi sudah seminggu lebih isinya nggak dikeluarin, habis Sri lagi palang merah.” jawabku berbohong.Kutelusupkan tanganku ke bawah lengannya sehingga tanganku menempel pada buah dadanya. Di balik dasternya kurasakan dia tidak memakai BH.“Kalau lagi pengen gituan gimana Mbak..?” tanyaku memancing.
“Biasanya Mas Slamet yang bantu, pakai tangan. Lama-lama terbiasa koq, nggak ada masalah.”
“Kalau nggak ada Mas Slamet..?” kejarku.
“Ya udah, ditahan aja, nunggu dia pulang.”Ternyata dia tidak mau berterus terang soal dildonya. Dan aku pun tidak berani menanyakannya. Tanganku mulai mengelus-elus pangkal dadanya yang terbuka, dia diam saja, dan aku pun tambah terangsang. Tetapi berkat pengalaman sex-ku, aku mampu mengendalikan diri untuk tidak terburu. Justru tahapan demi tahapan kunikmati betul.Kulepas tali daster yang ada di pundaknya sehingga buah dadanya separuh terbuka. Kupindahkan elusanku ke buah dadanya yang berukuran sedang. Ketika telapak tanganku melewati putingnya, kurasakan putingnya sudah mengeras, tapi gerakanku terhenti ketika tangannya menahan tanganku.“Dik Ton, yang itu nggak boleh, nanti kebablasan, soalnya saya nggak tahan kalau tetek yang dipegang-pegang..!”Kuhentikan elusanku, tapi tanganku tetap memegang buah dadanya, dan kelihatannya dia tidak keberatan.“Kan ada aku Mbak. Nanti saya bantu dengan tangan atau lainnya.”
“Nggak mau ah, nanti ketagihan jadi berabe. Apalagi kalau sampai ketahuan orang.”Dalam posisi kupeluk dari belakang, dia menggeser tubuhnya merapat kepadaku. Bersamaan dengan itu kusingkapkan dasternya ke atas, sehingga paha yang mulus sudah tebuka penuh dan membuatku kaget, ternyata dia tidak memakai CD. Kusesuaikan posisi ujung penisku agar dapat kuselipkan di belahan paha dekat kemaluannya. Kuelus-elus paha belakangnya sambil sedidikt kudorong kemaluanku ke depan.Dia diam saja, dan usahaku menyelipkan burung di pangkal paha ternyata berjalan lancar, karena disamping cairan vaginanya sudah membasahi luar kemaluannya sehingga pangkal pahanya licin, juga karena dia sedikit membuka pahanya untuk memberi kesempatan padaku menyelipkan burungku utuh di antara paha atasnya. Penisku berdenyut nikmat sekali, tapi aku tetap terkontrol.Tanganku mulai beraksi meremas buah dadanya dengan lembut, kali ini dia tidak menolak, bahkan tangan kirinya memegangi tanganku yang sedang meremas-remas. Kugigit-gigit pundaknya dan kujilat-jilat kupingnya. Dia mengelinjang kegelian, sehingga kemaluanku yang kejepit di pahanya yang licin semakin enak.“Mbak.., saya jadi terangsang Mbak, gimana nih..?”
“Habis.. Dik Ton pake ngelus-ngelus segala sih. Ya sudah kalau mau dikeluarin, dikeluarin aja..!”
“Dimana Mbak..?” kataku menggoda.
“Disitu aja, nggak apa-apa.”
“Kalau dimasukin dan dikeluarin di dalem boleh Mbak..?” aku makin terangsang.
“Nggak boleh..!” berkata begitu dia mulai menggesekkan kedua pahanya, sambil memaju-mundurkan pantatnya.Penisku terasa dipelintir oleh daging kenyal yang licin, sehingga aku merasa lebih enak, tapi tidak cukup untuk membuatku ejakulasi.“Jangan sekarang Mbak.., aku masih pengen yang lama, lagian saya nggak mau kalau keluar sendirian. SoalnyaMbak Rina sudah basah sekali. Kita sama-sama aja..!”
Kutarik pundaknya ke arahku, sehingga dia telentang miring, punggungnya menempel pada dadaku, lehernya berada di atas lengan kananku yang meremas-remas payudaranya. Sedangkan kaki kirinya melintang menindih di pinggangku yang masih dalam posisi miring menghadapnya, dengan demikian vaginanya terbuka lebar menghadap ke atas.Batang penisku yang sudah basah oleh cairannya berdiri tegak dari belakang persis di depan vaginanya. Sementara tangan kananku meremas-remas, kuelus-elus bibir vaginanya bagian luar. Rambut kemaluan yang tidak telalu lebat telah basah merata. Mbak Rina memejamkan matanya, tapi napasnya memburu. Cukup lama aku dalam posisi itu, sengaja aku tidak menyentuh klitorisnya.“Mbak dulu waktu masih sering main, suka posisi gimana..?” tanyaku.
“Nggak tau ah. Udah lupa..!”
“Pernah posisi kayak gini Mbak..? Dimasukin dari belakang..?” kugesek klitorisnya dengan ujung jariku sampai pangkal jari.Dia mendesah panjang karena nikmat, dibukanya matanya dan menatap tajam kepadaku. Aku tersenyum tapi dia tidak membalasnya, bahkan menutup mata kembali.“Saya masukin ya Mbak..?” rayuku.Sebetulnya kalau aku mau, aku dapat dengan mudah memasukkan batang penisku ke dalam liang yang berlendir dan tebuka itu.*Ternikmat.com Tapi tidak, aku cukup sabar dalam permainan sex, tidak hanya kali ini, dengan istriku bahkan dengan pacarku di kantor pun aku melakukannya dengan sabar. Dengan bercumbu lama aku dapat menikmatinya tahap demi tahap.“Jangan Dik, Mbak nggak mau. Ditempel di luar aja..!”Kutarik tangan kanannya dan kubimbing ke arah kemaluanku, dia tidak menolak, bahkan tangannya menekan penisku yang sudah maksimal ke arah vagina yang terbentang lebar. Dipilin-pilinnya, digosokkannya burungku di atas klitorisnya. Mbak Rina mendesis-desis sambil membuka matanya, tangannya terus menggosokkan penisku ke klitorisnya, matanya tetap menatapku sayu dan mulutnya mendesis desis.Bersama dengan itu, penisku kutarik dan kumajukan dengan irama yang rutin, sehingga gesekan di atas klitorisnya makin membuat pinggulnya bergoyang. Dia mendesis dan merintih, lidahnya keluar menjilat bibirnya ke kiri dan ke kanan. Sebenarnya aku ingin mencium bibirnya, tapi posisiku kini sulit untuk melaksanakannya. Akhirnya di tengah rangsangannya itu, kumasukkan jariku di bibirnya. Dia menyedot dan menjilat jariku. Aku tambah terangsang. Dan dalam kenikmatan itu dia tampak terlena.Kutarik kemaluanku agak ke belakang, kemudian dengan sedikit mengubah posisi pinggul dan pahaku, kuarahkan ujung penisku ke liang sanggamanya. Kudorong kembali burungku pelan-pelan, kali ini kurasakan jalannya licin dan tidak terasa gesekan dengan rambut. Makin dalam kudorong makin hangat dan panas menglilingi batang kemaluanku. Kini aku yakin bahwa burungku sudah masuk ke liang vaginanya. Mbak Rina masih keasyikan mengulum dan menjilat jariku, dan tidak menyadari bahwa batangku yang keras sudah jauh masuk ke dalam vaginanya, bahkan ototnya terasa mencengkeram dengan ketat.Ketika menyadari hal itu, dia segera melepas jariku dari bibirnya, matanya membelalak ke arahku.“Koq dimasukin Dik Ton..? Janjinya kan cuma di luar..!” nadanya memprotes, tapi bahasa tubuhnya tidak.
“Maaf Mbak, nggak sengaja, soalnya kepleset masuk. Biar di dalem sebentar ya Mbak..?” aku merayunya, sementara tangan kanannya masih memegang pangkal kemaluanku.
“Tapi jangan dikocok ya..! Aahh.., esst..!” dia memejamkan mata dan mendesis.
“Kenapa Mbak..?”
“Pokoknya jangan dikocok. Aku nggak mau..!”Kupenuhi permintaannya. Dalam kehangatan liang senggama, kubenamkan penisku dalam-dalam tanpa gerak. Kuelus rambutnya dan juga bibirnya. Dalam kesenyapan tanpa gerak itu, kurasakan kedutan lemah dari dinding vaginanya. Lama-lama kurasakan vaginanya menjepit penisku dan menyedotnya.Dalam kenikmatanku kutatap wajahnya, dia masih memejamkan mata tetapi dahinya agak berkerut.“Mbak.., jepitannya kuat sekali, nikmat sekali. Saya kocok dikit ya Mbak..?” aku memohon.Dia tidak menjawab, bahkan jepitannya semakin mengencang.Tiba-tiba ia merintih tertahan-tahan. Aku segera sadar bahwa Mbak Rina sudah hampir klimaks. Maka tanpa melepas penisku yang masih tertanam dalam vaginanya, kuubah posisiku menumpuk di atas tubuhnya. Kakinya tertekuk ke samping dengan kedua pahanya tebuka lebar, sehingga kemaluanku masuk sampai ke pangkalnya. Wajahnya hanya satu inci dari wajahku, tangannya sudah mendekapku, dia memandangku dengan sayu dan pasrah.“Dik Ton, baru lima menit dimasukin koq saya sudah mau keluar ya..? Oh.., ssh.. ssh.., kau masih tahan lama..?”Aku mengangguk, kuremas buah dadanya.“Dikeluarin aja Mbak, aku belakangan nggak apa-apa koq.”
“Tapi aku masih pengen lama.”
“Nggak apa-apa Mbak, nanti Mbak bisa dua kali, aku masih kuat koq..!” kataku yakin karena aku masih dalam tahap awal.Dari pandangan matanya dia kelihatannya pasrah, maka kuatur posisiku. Dengan bertumpu pada lututku dan kemaluanku masih terbenam, aku sudah siap untuk mengantarkannya ke fase puncak kenikmatannya. Tubuhnya menempel ketat dan tangannya memeluk erat punggungku. Kukocok liang vaginanya dengan pelan, kelaminku menggesek bibir dalam vaginanya, terasa nikmat sekali. Makin lama makin kuat aku mengocoknya.“Oh.. oh.. sschh.., sschh.. aduh.. enak-enak sekali. Burungmu ngocoknya enak banget, memekku senut-senut. Aduh..,Dik Ton, aku sudah nggak kuat..!”Mulutnya terbuka dan kubiarkan dia bicara sediri, aku pun sedang menikmati hal yang sama. Kutindih tubuhnya yang sudah berkeringat, paha kiriku kutempelkan pada paha kanannya dan paha kananku kutindihkan pada paha kirinya penuh, sehingga kami menempel penuh. Kulakukan ini karena aku yakin bahwa sebentar lagi Mbak Rina akan orgasme. Dengan posisi ini tentu saja aku tidak dapat mengocok tapi itu memang tidak perlu kulakukan lagi.Vaginanya terbuka lebar, sementara kemaluanku amblas persis di tengahnya. Kuputar pinggulku dua kali, tiga kali.“Eeghh.., eghh.., Dik aku keluar.. Eeghh.. eghh..!” jarinya mencengkeram keras punggungku, kakinya mengejang dan pinggulnya diangkat tinggi-tinggi.Ketika dia terkulai lemah, di bawah tindihanku kemaluanku masih tegak tertanam. Denyut orgasme di dinding vaginanya masih terasa nikmat. Kugeser tubuhku ke samping tanpa melepas kemaluanku untuk memberikan waktu kepada Mbak Rina istirahat. Kucium pipinya yang halus seperti sutra.Kami berdua sudah dalam keadaan bugil bersama. Dan babak kedua kami mulai setelah masa istirahat yang cukup lama, Mbak Rina sudah mulai lagi bangkit nafsunya. Atas inisiatifku, posisi kami berubah, aku duduk bersandarkan tempat tidur dengan kaki lurus ke depan, sedangkan dia jongkok menghadap ke arahku, dengan buah dadanya persis di depan mulut.*Ternikmat.com Sedangkan kepala penisku sedang digosok-gosokkan di klitorisnya, sementara dari mulutnya tidak henti-hentinya suara desah kenikmatan. Kuremas-remas susunya dang kuhisap-hisap putingnya, sedangkan tangan kirinya berpegangan pada ranjang di belakang kepalaku.“Mbak.., dimasukin aja Mbak, saya udah nggak tahan gelinya..!”Dia menurut dan membenamkan kemaluanku ke liang senggamanya yang sudah kemerah-merahan dan basah kuyup. Dikocoknya batangku dengan vaginanya tidak terlalu cepat. Kami saling berpelukan. Kutekuk sedikit kakiku dan kubuka lebar pahaku, sehingga penisku habis masuk ke dalam liang kenikmatannya. Pangkal paha kami sudah basah dan becek, sehingga kocokkannya menimbulkan bunyi, “Ceprok..! Ceprok..! Ceprok..!”“Dik.., burungmu enak sekali. Ssch.. ssch.., kayaknya udah mentok ya..? Saya jepit ya..? Enak Dik Ton..? Sssch.., ssch..?” katanya sambil wajahnya menengadah, kadang-kadang dia memagut bibirku.
“Iya Mbak.., nikmat sekali..!”
“Yang kejepit sebelah mana..?”
“Di pangkal Mbak. Aduh.., enak sekali.. dijepit sambil diputer Mbak..!”Dia menurut, memutar pinggul sambil menjepit. Pada saat itu, ganti aku lah yang mengocok dari bawah.“Seerr.. seerr..!” kenikmatan di batang kemaluanku semakin menjadi-jadi.Kuelus pantatnya, dan ternyata lendirnya sudah membasahi dekat anusnya. Kuelus-elus anusnya dan Mbak Rina makin terangsang, dia makin liar. Kubasahi jari tengahku dengan lendirnya, dan kuselipkan sedikit jariku ke lubang anusnya. Ini menimbulkan sensasi lain bagiku, demikian pula dia.Dalam posisi ini kami melakukannya sudah cukup lama. Kami saling pagut, saling gigit, saling kocok, sampai akhirnya aku sudah hampir tidak kuat lagi, simpul-simpul syaraf penisku hampir meletus karena kenikmatan.“Mbak sudah mau keluar ya..? Sscch..! Soalnya kedutannya sudah makin kenceng. Kalau mau keluar bilang yaMbak..! Aku juga sudah tidak tahan lagi..!”“Sebentar lagi Dik Ton, aku hampirr.. ssch.. ditahan sebentar. Sscchh.. aduh.. nikmat sekali.., Schh..!”Dia mendekapku erat sekali, pinggulnya maju mundur makin cepat, sementara kakinya sudah melingkari pinggangku. Aku tidak tahan lagi, kugigit lehernya, kutekan kemaluanku dalam-dalam dan, “Crot.., croott.., crot..!” maniku tumpah.Dan pada saat itu pula Mbak Rina melenguh panjang melepas orgasmenya. Sungguh kenikmatan yang tuntas bersetubuh dengan iparku.Pagi hari sebelum aku pergi, kami masih sempat melakukannya lagi. Mbak Rina mencoba menahanku untuk tinggal sehari lagi, tapi aku tidak dapat memenuhi permintaannya, walaupun sebetulnya aku pun ingin tinggal lebih lama lagi - Togel Hari Ini
By Posted :Naga303
Prediksi Togel Online - Ini Cerita Aku Dan Atasanku
Prediksi Togel Online, Situs Agen Judi, Togel Hari Ini, Naga303 |
Prediksi Togel Online - Pasrah Dengan Atasan , Saat itu aku dalam posisi berdiri membungkuk sambil berpegangan pada meja kerja pak Yanto di ruangannya.Pakaian atasku masih lengkap terpakai, sedangkan celana panjang dan celana dalamku sudah melorot sampai ke mata kaki. Pak Yanto sendiri sedang menyetubuhiku dari arah belakang dengan hanya mengeluarkan penisnya melalui resleting celananya saja.CREK…CREK…CREK …CREK…CREK … terdengar bunyi suara becek dari kemaluanku yang sudah sangat basah“Uuuuhhhhhhh…uhhh….Aku sudah mau sampe paaaa…ohhhhhh” Aku mulai merintih nikmat saat orgasmeku terasa akan datang.Pak Yanto mempercepat gerakan pinggulnya supaya beliau juga bisa mendapat ejakulasi bersamaan dengan orgasmeku.“A…A…A…..HHHH…HHH..” Aku mendengan beliau berteriak tertahan dengan tubuh bergetar, penisnya ditancapkannya dalam-dalam pada liang senggamaku.“Aku…ss..saya…keluar …” bisiknya tertahan“AAAAAHHHHHHHHHMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM MPPPHHHHHHHHHH…” Aku sendiri sedang sibuk menahan jeritan nikmatku sampai mukaku berubah menjadi merah padam.CROTTT …CROT … CROT …crot …crot … semprotan air mani pak Yanto yang hangat terasa memancar ke dalam rahimku yang saat itu sudah berisi janin berumur tiga bulan yang juga berasal dari benih beliau.Setelah menenangkan diri sampai nafas kami tidak memburu lagi, pak Yanto kemudian mengambil tissue untuk membersihkan kemaluanku dan kemaluannya untuk kemudian membantuku memakai celanaku lagi.Tanpa berciuman dulu karena akan membuat lipstikku berantakan, aku melangkah ke luar dari ruangan beliau karena di luar sana sudah menunggu manajer penjualan yang akan menghadap beliau.Aku memang sering diminta melayani Quickly Sex di ruang kerja beliau terutama di pagi hari, kami hanya membutuhkan 5 – 15 menit saja untuk mencapai orgasme dan ejakulasi.Salah satu hal yang mengurangi kenyamananku adalah aku harus menahan suara erangan nikmatku agar tidak kedengaran sampai keluar ruang kerja beliau.ku bukanlah satu-satunya karyawan wanita yang beliau tiduri, tapi hanya aku yang beliau minta untuk melayani Quickly Sex di kantor.Namaku Ake, umurku saat kejadian ini adalah 34 tahun, statusku sudah menikah dengan satu orang anak.Aku bekerja di sebuah perusahaan IT dan Telekomunikasi di Bandung sebagai staf purchasing merangkap sekretaris untuk pak Yanto.Sebelumnya aku adalah staf administrasi biasa, tapi atas permintaan pak Yanto aku kemudian Situs Agen Judi - dipromosikan menjadi staf purchasing sekaligus melakukan fungsi-fungsi kesekretariatan terbatas.Pak Yanto merupakan direktur pengelola perusahaan yang juga merupakan pemilik perusahaan. Beliau merupakan orang yang sangat simpatik, penyabar dan telaten dalam mengajari anak buahnya agar bisa membantunya.Pada waktu pertama kali aku ditempatkan di bawah beliau untuk menggantikan sekretarisnya yang mengundurkan diri karena menikah, aku merasa sangat takut sehingga sering sekali berbuat salah.Tetapi beliau tetap mempercayaiku malah pada tahun awal tahun ini beliau mempromosikan aku sehingga gajiku naik hampir dua kali lipat.Walaupun aku sekarang sudah lebih kenal dengan pak Yanto, tapi tetap saja aku sering merasa tidak terlalu nyaman kalau harus menghadap beliau.Salah satu yang membuatku kurang nyaman adalah tatapan mata beliau yang sangat tajam dan kadang-kadang aku merasa seperti sedang ditelanjangi.Ada satu perubahan yang aku alami sejak mendapat promosi yaitu aku berusaha tampil lebih menarik setiap hari untuk pak Yanto, aku tak tahu apa alasan pastinya dari keputusanku ini.Pada suatu hari pak Yanto menugaskanku untuk mengikuti seminar dan workshop yang diadakan di sebuah hotel di daerah Jatinangor, tentu saja materinya sangat sesuai dengan pekerjaan dan bidang usaha perusahaan kami.Selain seminar dan workshop yang aku ikuti, di hotel yang sama ternyata ada acara lainnya diselenggarakan oleh salah satu pelanggan terbesar kami.Pak Yanto memutuskan untuk ikut acara ini untuk sekalian bertemu dengan para pengambil keputusan dari perusahaan pelanggan kami tersebut.Oleh karena lokasi penyelenggaraan yang sama, otomatis kami mejadi sering bertemu terutama pada saat makan siang atau coffee break.Tentu saja sebagai staf biasa aku hanya berani menyapa beliau saja, tidak lebih dari itu.Tapi ternyata pak Yanto malah yang mulai mengajakku mengobrol, awalnya obrolan biasa seputar pekerjaan di kantor dan materi seminar, tapi akhirnya topiknya meluas ke hal-hal yang lebih bersifat pribadi.Hari ini seminar dan workshop memasuki hari terakhir tetapi materinya sudah tidak ada yang baru sama sekali karena acaranya berupa presentasi dari perusahaan-perusahaan yang menjadi sponsor penyelenggaraan seminar ini.Pada saat coffee break pagi pak Yanto mengajakku untuk jalan-jalan saja meninggalkan acara seminar lebih awal karena beliaupun sudah tidak ada acara lagi.“Tapi suami Ake nanti sore akan jemput pa, rencananya kami akan sama-sama dari sini menengok saudara di Sumedang” Kataku yang kebingungan dengan ajakannya antara tidak berani menolak dengan takut dicurigai suamiku yang lumayan cemburuan kalau nanti tidak jadi ikut ke Sumedang.“Habis jalan-jalan saya bisa anterin Ake balik lagi ke sini, jadi tetap bisa ikut ke Sumedang dengan suami kamu” Beliau coba menjelaskan“Memangnya kita mau ke mana pa ?” Aku kembali bertanya“Saya ingin ngajak Ake ke Cipanas Garut untuk berendam di sana, sambil refresing sebentar biar besok segar lagi waktu mulai ngantor”“Hmmmm…asyik juga, tapi Ake ga bawa baju renang” Aku jadi tertarik dengan tawaran beliau.“Saya juga tidak bawa celana renang kok … kita berendam air panasnya tidak di kolam renang, tapi di kolam rendam yang kita sewa sendiri sehingga kita bisa bebas berendam pake baju dalam atau telanjang sekalian” Katanya sambil tertawa“Boleh juga tuh … Ake mau deh ikut, tapi bapa nanti bener-bener balikin Ake ke sini lagi ya ?”Aku akhirnya setuju dengan ajakan beliau dan tidak terlalu memikirkan pakai apa nanti berendamnya.Aku mau mengikuti ajakan beliau karena kesempatan ini jarang sekali bisa didapat oleh staff biasa seperti aku, sebagai boss dan pemilik perusahaan beliau lebih banyak berinteraksi dengan level manajer atau sedikitnya supervisor.Hanya saja posisiku sebagai staff purchasing sehari-hari sering ditempatkan juga sebagai sekretarisnya untuk beberapa urusan administrasi.Aku berharap dengan banyak kesempatan berbicara dengan bossku ini, aku bisa lebih mengenal keinginan beliau yang mudah-mudahan bisa memperlancar pekerjaan dan karirku di perusahaan.Walaupun begitu aku juga punya sedikit rasa khawatir, apakah bossku ini punya agenda lain dengan mengajakku jalan-jalan ke tempat wisata dengan hanya berdua saja.Kemungkinannya bisa saja memang karena hanya ingin bersenang-senang dengan mengajak aku, tapi bukan tidak mungkin juga aku akan diajak menemaninya tidur.Kemungkinan kedua lebih mungkin terjadi karena pak Yanto mengajakku untuk menyewa kamar kolam sendiri yang katanya berendam sambil telanjangpun bisa.Apakah itu bukan berarti beliau secara halus mengajak aku “ngamar” ?Sekejap ada perasaan bangga seandainya beliau memang ingin mengajakku “ngamar” berarti aku yang staf biasa ini cukup menarik bagi beliau apalagi aku sudah tidak muda lagi dan bukan gadis perawan.Kalaupun benar aku akan diajaknya berhubungan badan saat di Garut nanti, apa yang harus kulakukan ?Kalau aku menolaknya pasti akan membuat beliau marah besar, sedangkan kalau menurutinya ajakannya apakah aku sanggup memenuhinya harapannya ?Apakah beliau juga akan tetap marah karena tidak puas dengan pelayananku walaupun sudah aku turuti keinginannya untuk bersetubuh ?Apakah setelah melihat bentuk tubuhku dalam keadaan telanjang bulat, apakah beliau masih “berselera” terhadapku ?Begitu banyak pertanyaan yang tidak bisa aku jawab sehingga akhirnya kuputuskan akan pasrah saja kalau ternyata pak Yanto mengajakku berhubungan badan karena sekarang sudah terlanjur pergi bersamanya.Anehnya saat itu aku sama sekali tidak mempertimbangkan statusku sebagai seorang istri atau bossku yang juga sudah berkeluarga.Aku hanya masih menyimpan harapan semoga pak Yanto tidak mengajakku bersetubuh dan benar- benar hanya ingin ditemani berjalan-jalan dan berendam di air panas.Akhirnya kami sampai di Garut, kami tidak langsung pergi ke areal pemandian air panas, tetapi mampir dulu ke sebuah rumah makan untuk makan siang walaupun saat itu masih kepagian.Di sana kami memilih tempat makan lesehan di atas kolam yang lumayan romantis untuk orang yang datangnya berpasangan. Sebagai bawahannya akupun melayani beliau untuk lebih nyaman menyantap pesanan kami.Banyak hal yang kami obrolkan, terutama keingin tahuan beliau mengenai keluargaku dan juga pengalamanku sebelum bekerja di tempat yang sekarang.Aku tidak banyak berani bertanya banyak kalau mengenai latar belakang beliau kecuali beliau memang sedang menceritakannnya. Obrolan ini terus berlanjut walaupun makanan telah habis, sehingga aku mulai merasa lebih akrab dengan beliau. Setelah sholat dhuhur besama, kami kembali melanjutkan perjalanan menuju areal pemandian air panas di Cipanas Garut.Hatiku berdebar dengan kencang ketika pak Yanto membelokkan mobilnya memasuki halaman salah satu motel di sana yang mempunyai halaman cukup luas.Dari jendela mobil beliau kemudian melakukan booking kamar pada beberapa room boy yang sepertinya memang menunggu tamu di gerbang pintu motel.Aku mulai merasa gelisah karena dari pendengaranku, beliau hanya memesan satu kamar saja yang artinya apakah aku akan satu kamar dengan dia berendamnya ?Room boy yang diajak bicara oleh pak Yanto masuk ke dalam front office untuk mengambil kunci kamar yang dipesan, kemudian memberikan isyarat agar kami mengikutinya.Pak Yanto memesan kamar yang paling besar di sana, jadi aku mulai berharap mungkin di dalamnya ada lebih dari satu kamar rendam yang terpisah.Setelah memarkirkan mobilnya di car port depan kamar, pak Yanto mengajakku turun dan masuk ke dalam kamar sambil membereskan pembayaran kamarnya.Ya ampun …. Kamar itu memang besar dan luas tetapi tetap saja hanya mempunyai satu kamar rendam dan juga ada tempat tidurnya.Aku mulai gemetar karena kekhawatiranku mulai mendekati kenyataan yaitu aku hanya berdua dengan pak Yanto di sebuah kamar motel yang jauh dari rumah.“Mau langsung berendam atau istirahat dulu ?” Tiba-tiba bossku bertanya“I…i..istirahat aja dulu, Ake mau istirahat dulu” Jawabku agak tersendat, aku pikir dengan meminta istirahat dulu aku bisa menunda untuk berendam air panas.Siapa tahu kalau pak Yanto mau berendam duluan sehingga kalaupun aku dipaksa berendam bisa setelah pak Yanto selesai.Lagi pula kamar ini mempunyai dua ranjang besar, sehingga aku bisa menghindar untuk tidak satu tempat tidur dengan beliau.“Kalau begitu kita istirahat barengan aja dulu, baru nanti berendam bareng juga” Kata pak Yanto sambil mulai melepas sepatu lalu membuka bajunya satu persatu sampai bertelanjang bulat di depanku begitu saja.“Lho … kamu juga buka baju dong, biar nanti tinggal langsung berendam dan baju kita tidak kusut”“Ake ti..ti..dak berani pak …” Jawabku sambil tertunduk dengan badan yang sudah menggigil.Aku sekarang benar-benar yakin bahwa pak Yanto memang berniat meniduriku di sini, bukan hanya sekedar ingin mengajak berendam di air panas saja.“Kalau begitu saya bantuin ya …” Kata bossku sambil mendekat dan mulai membuka kancing kemeja atasku satu persatu.“Ja..ja..ngan pa…” aku merintih pelan karena mulai merasa tidak berdaya“Jangan kenapa ?” Tanya bossku lagi, walaupun dengan suara biasa tapi terasa sangat mengintimidasi“Ma…maksudnya …e..ehh … Biar Ake aja yang buka sendiri …” Akhirnya aku merasa harus menyerah dan pasrah pada situasi di mana pak Yanto kelihatannya sudah tidak ingin dibantah lagi.Dengan tangan gemetar aku membuka bajuku satu persatu sampai akhirnya tinggal memakai BH dan celana dalam lalu berdiri mematung dengan kepala tertunduk di depan pak Yanto yang dari tadi melihatku membuka baju.Kemaluanku walaupun masih tertutup celana dalam kucoba ditutup dengan tangan kananku, sedangkan tangan kiriku aku silangkan untuk menutupi dadaku.“Buka juga dong BH dan celana dalamnya”“Ake malu sama bapa …”“Malu kenapa ? Hanya ada kita berdua kok di dalam sini dan saya kan udah telanjang juga”Akhirnya aku menuruti juga kemauan beliau dengan melepaskan “pertahanan terakhirku” yang membuat kami sama-sama telanjang bulat sekarang.Walaupun sepanjang jalan tadi aku sudah mempersiapkan diri untuk terjadinya peristiwa ini, tapi tetap saja aku sangat ketakutan saat mengalaminya langsung.Tanpa terasa air mata mulai menggenang di mataku, tapi aku tidak berani sama sekali bersuara takut akan membuat suasana makin runyam.Tanganku aku silangkan di depan tubuh dengan kedua telapak tangan menutup kemaluanku sedangkan lengan bagian atasku dipakai menutupi dadaku setidaknya putting susuku.Pak Yanto sekarang berdiri tepat di depanku dengan tubuh tinggi besarnya hampir menempel padaku.Penisnya yang hitam kemerahan sudah berdiri tegak dan menempel diperutku. Kedua tangannya kemudian meraih tanganku dan melingkarkannya ke belakang tubuhnya sehingga aku jadi memeluk beliau di bagian pinggang.Daguku lalu diangkatnya dengan tanggannya sampai wajah kami berdekatan lalu beliau mencium bibirku dengan lembut sambil diberi sedikit hisapan-hisapan dan kecupan.Aku belum bisa bereaksi sama sekali saat itu selain mencoba memejamkan mata dengan air mata yang terus berlinang.Dengan sabar pak Yanto menciumku berkali kali sampai akhirnya tanpa terasa aku mulai membuka bibirku yang tipis dan langsung dimanfaatkan oleh beliau untuk memasukkan lidahnya ke dalam rongga mulutku.“Mmmmpphhhhh ….hhheehhhh….mmmmppphhhh …” Aku mulai berdesah sebagai reaksi atas ciuman pak Yanto yang semakin gencar dengan permainan lidahnya dan mulai mencairkan keteganganku.Tangan kirinya digunakan untuk memeluk tubuhku sedangkan tangan Togel Hari Ini - kanannya memegang tengkukku.Tanpa kusadari tanganku yang melingkari pinggangnya mulai kugunakan untuk memeluk pak Yanto sehingga tubuh kami sekarang saling merapat, kulit bertemu kulit.Kurasakan kemaluanku bergesekan dengan pahanya yang berbulu sedangkan penis pak Yanto bergesekan dengan perut dan payudaraku.Gesekan demi gesekan mulai membangkitkan gairahku sekaligus juga keberanianku untuk mulai menyambut aksi beliau.Kemaluanku terasa mulai lembab …………….Pak Yanto kelihatannya juga merasakan kemaluanku yang mulai lembab dari gesekan dengan pahanya sehingga beliau mulai lebih intensif menggerak-gerakan pahanya pada kemaluanku.Aku meresponnya dengan merenggangkan pahaku sehingga seluruh kemaluanku sekarang bisa bergesekan dengan paha pak Yanto.“Aahhhhhhhhhh …..geli paaa…” Desahku saat pak Yanto mengalihkan ciumannya ke telinga dan leher kiriku“Ohhhhh….oohhhh …. Ohhhh ….ohhh….paaaa….ohhhh…” suara desahanku makin tidak terkendali saat pak Yanto mulai meremas-remas payudara kecilku dengan tangan kanannya.Tiba-tiba pak Yanto berlutut di depanku dan bibirnya langsung memangut putting susuku untuk dihisap-hisapnya, sedangkan tangan kanannya sekarang mengelus-elus kemaluanku.“Bapaaaa…oohhhhhh…..paaa….Ake akan diapain ….ohhhhh…..” aku terus mendesah hampir tidak berhenti.“Ouchhhhhh…..hhhhh….shhhh…shhhh.shhhhhh” Hanya desisan yang bisa kukeluarkan saat pak Yanto memasukkan jarinya ke dalam liang senggamaku lalu mengocoknya dengan cepat.Pelan-pelan kemaluanku mulai becek dikarenakan menerima rangsangan-rasangan yang pak Yanto berikan padaku.Rasa takutku sudah hilang sama sekali demikian juga kekhawatiran akan mengecewakan beliau karena ternyata aku terus “digarapnya” walaupun sampai saat ini aku masih bersikap pasif.Setelah lubang senggamaku semakin becek dan merekah, pak Yanto lalu berdiri lagi dan dengan perlahan-lahan menekuk kakinya sehingga sekarang penisnya ada di depan vaginaku.Aku mengerti maksudnya yang akan menyetubuhiku dalam posisi berdiri, tapi aku belum pernah melakukannya selama aku menikah dengan suamiku.Jadi aku mencoba membantu beliau dengan merenggangkan kakiku sambil memajukan kemaluanku agar liang senggamanya lebih mengarah kedepan.Ternyata upayaku yang hanya berdasakan naluri itu cukup berhasil, kurasakan kepala penis beliau sudah ada di depan liang senggamaku sambil berputar-putar mencari posisi yang tepat untuk masuk.BLESSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS ….Penis pak Yanto akhirnya masuk dengan mulus kedalam liang senggamaku.“UUUUUUUHHHHHHHHHHHHHHHHHHH………..” Tanpa bisa ditahan lagi aku mengeluarkan suara lenguhan keras saking nikmatnya.Setelah seluruh batang penisnya masuk, pak Yanto memelukku dengan kedua telapak tangannya pada buah pantatku.Kemudian dengan perlahan-lahan dia meluruskan kakinya sehingga secara otomatis aku terangkat ke atas oleh dorongan penisnya pada kemaluanku seperti sate dengan tusuknya.“Ohhhhhhhh….Ake takut jatuh paa ….” Sambil melenguh nikmat aku juga merasa takut akan jatuh karena hanya tubuhku diangkat hanya oleh kekuatan otot penisnya saja.“Belitkan kedua kaki kamu ke pinggang saya sebagai pengait supaya tidak mudah jatuh” Perintahnya
Aku segera mengaitkan kakiku melingkari pinggangnya dan tanganku memeluk lehernya, sedangkan kepalaku aku sandarkan pada bahu beliau.Setelah beliau yakin aku menempel dengan benar pada tubuhnya, dia lalu mulai menggerak-gerakkan pantatnya maju mundur.“Ohhhhh….ohhhhh….ohhhhh…ohhhh….bapppaaa..aa ahhhh…o hhhh….ohhhh….ohhh…paaa…enaaak”
Pak Yanto menyetubuhiku yang digendong dalam pangkuannya sambil berjalan keliling ruangan.Bersetubuh seperti ini benar-benar tidak pernah terpikir olehku dan tidak pernah terbayangkan akan aku alami karena suamiku hanya melakukan hal-hal yang biasa saja.Walaupun pergerakan penis pak Yanto sangat terbatas, tapi posisi penisnya yang tegak dan tertekan oleh berat tubuhku sendiri membuat terasa sangat nikmat seolah-olah menembus sampai jantungku.“Ohhhh…ohhhhh….ohhh….ohhhh….ohhh..” aku terus mendesah mengikuti gerakan bossku
Tak berapa lama kemudian pak Yanto menyandarkanku ke dinding kamar dan mulai menggenjot penisnya dengan lebih cepat karena beban dari berat tubuhku sudah tertahan sebagian oleh dinding kamar.“Addduddduuuuhhhhh…ohhhhh….ohhhhh…..ohhhh…ou chhhh… ..aahhhh….ohhhh…” desahanku semakin menjadi-jadi.“AAAAAAAAAAAARRRRRRRHHHHHHHHHHHHHH……………….” Akhirnya aku mengerang nikmat dengan keras saat orgasmeku datang.Pak Yanto menurunkan intensitas genjotan penisnya untuk memberikan kesempatan padaku menikmati orgasmeku.“Adduuuuuhhhh…. Enak sekali paaaa” Bisikku di telinga beliau“Kita sekarang main di ranjang ya sayang … Saya belum keluar…bantu saya ya sayang” Balas pak Yanto dengan lembut.Aku hanya bisa mengangguk pelan karena seluruh tenagaku seolah-olah telah tersedot habis oleh orgasme tadi.Pak Yanto kemudian menurunkanku sampai kakiku bisa menapak ke lantai sebelum kemudian melepaskan penisnya dari kemaluanku.Penisnya kelihatan sekali masih keras dan tegak walaupun sekarang warnanya lebih kemerahan dibandingkan sebelumnya. Kemudian aku dibopongnya ke ranjang.“Uhhhhhhh….” Aku kembali mendesah saat beliau melepaskan penisnya dari kemaluanku.Di tempat tidur aku hanya bisa tergolek lemas, tapi aku masih ingat permohonan beliau yang ingin dibantu untuk bisa berejakulasi olehku.Oleh karena itu kucoba mengangkangkan kakiku agar menjadi isyarat bahwa aku masih siap menyambut lagi beliau supaya mencapai ejakulasi.Aku gosok-gosokkan tanganku pada kemaluanku supaya tetap merekah dan basah.Pak Yanto lalu naik ke ranjang sambil mengocok-ngocok penisnya sampai ke dekat kemaluanku dan langsung memasukkannya lagi ke dalam liang senggamaku.BLESSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS …………….“AAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH……” Penis pak Yanto benar-benar bisa mendatangkan kenikmatan bagiku walaupun aku lihat tidak terlalu besar atau panjang ukurannya.“Euuhhhhh….euhhhhh…euhhhh….euhhhh…euhhhh …” aku terus melenguh saat pak Yanto mulai memompakan penisnya dari atas tubuhku.“Ooooohhhh…ohhhhh….bapppaaa….teruss…paaa…a uhhhhh…a aaahhh” aku meracauPak Yanto memompa semakin kencang dan kemaluanku semakin basah bahkan mulai banjir mengalir keluar.CROK…CROK ….CROK ….CROK ….CROK …. Kudengar suara penis pak Yanto yang menembus kemaluanku yang sudah sangat basah“Ohhhhh…ohhhh….paaaaa….Ake mauuu dapet lagiiii….ooohhhh”Aku beranikan untuk melingkarkan kakiku pada pantanya beliau untuk membantu tekanan saat memompa penisnya.“AAAAAAARRRRRRRRRRRRRRKKKKKKKKKKKKKKKHHHH HHHHHHHH …..” Aku kembali mengerang saat orgasme keduaku datangAku coba menekan kakiku yang melilit pantat beliau supaya bisa menikmati orgasmeku tapi rupanya beliau juga sedang menunggu ejakulasinya yang sudah dekat.“Akeeee….saya akan semprotkan di dalam….AHHH…AHHH…AHHH…ahhh….ahhhh….ahhh” Teriak beliau sedikit tertahanSRRROOOOOT …..SROOOOOT ….SROOOOTTTT….srrrt ….srrrt….srrrt … kurasakan semprotan air mani bossku yang sedang menaburkan benihnya di rahimku.“Ahhhhhhhhhhhhh…..” Pak Yanto mendesah lega setelah semua air maninya keluarKami lalu berciuman dan berpelukan dengan mesra seperti sepasang kekasih bukannya boss besar dengan karyawan level bawahnya.“Kamu bisa menikmatinya sayang ?” Tanya pak Yanto dengan lembut membuka percakapan dengan tetap menindihku dan tanpa menarik penisnya dari kemaluanku.“Bisa pa, enak sekali malah… asalnya Ake takut sekali…tapi kalau tau bakal enak kayak ini Ake udah mau dari dulu-dulunya” Cerocosku panjang lebar“Emangnya kamu ga apa-apa saya setubuhi ?” Pak Yanto keheranan dengan jawabanku“Bagi orang seperti Ake, bapa udah milih Ake untuk disetubuhi saja rasanya udah gimana gitu ….” Jelasku“Sebenernya waktu bapa ngajak Ake ke Garut buat sewa kamar rendam, Ake udah merasa pasti ujung-ujungnya bakal diajak bersetubuh” Sambungku sambil tanganku membersihkan noda lipstikku yang menempel di pipi dan sekitar bibir beliau “Ake ngerti lah kalau orang yang udah gede mandi bareng bakal ngapain …”“Jadi waktu Ake iyain, itu artinya sudah termasuk kesediaan Ake disetubuhin bapa” Kataku agak manja “Kalau Ake masih perawan mungkin bisa lain ceritanya atau mungkin juga tetep sama”.“Malah yang Ake paling takutkan bukan disetubuhinya, tapi takut tidak bisa memuaskan bapa atau membuat bapa marah” Sambungku “Ake tidak tahu, orang-orang gede seperti bapa itu maunya apa kalau lagi bersetubuh”“Kalau orang-orang kecil seperti suaminya Ake mah gampang sekali nebak maunya” AKu masih nyerocos “Ake tinggal ngangkang dia langsung tembak, selesai …mmmmpppphhhhhh”Pak Yanto hanya tersenyum lalu mencium bibirku untuk menghentikan omonganku yang menggelontor hampir tidak berhenti.Kami kembali berciuman mesra dengan memainkan lidah masing-masing dari cara menciumnya aku bisa belajar ciuman yang dalam dan membangkitkan gairah. Selama ini aku hanya berciuman dengan suamiku hanya mengadukan bibir saja dan paling banter seperti bertukar ludah.“mmmmmmpppphhhhhhh….ahhhh…mpppppphhhhhhh……oh hhhhh… ..mpppphhhh”Saat berciuman aku tidak bisa menahan desahanku karena penis pak Yanto walaupun sudah tidak sekeras sebelumnya kurasakan berkedut-kedut di dalam liang senggamaku sehingga menimbulkan rasa geli yang nikmat.Aku kemudian membalasnya dengan menggerakkan otot kemaluanku untuk meremas-remas penisnya dengan gemas sambil tanganku menekan-nekan pantatnya.“Ahhhhhh….” Desahku saat pak Yanto mencabut penisnya dari kemaluanku dan berbaring di sampingku.Aku mencoba memberanikan diri merebahkan kepalaku di dadanya berharap beliau bersedia memelukku, ternyata beliau menyambutku dengan mesra, bukan hanya membalas pelukanku tetapi juga membelai-belai tubuh dan rambutku.Bossku itu juga minta aku merapikan bulu kemaluanku karena beliau lebih senang bulu yang rapi tipis dan minta waktu nanti kami bersetubuh lagi sudah berubah.Walaupun suamiku sebenarnya lebih suka kemaluanku berbulu lebat, tapi aku memilih akan menuruti kemauan pak Yanto saja dan aku akan cari alasan untuk suamiku.Apalagi dari kata-katanya itu artinya beliau mau mengajakku bersetubuh lagi di lain waktu yang membuat hatiku semakin berbunga-bunga.Setelah cukup beristirahat, kami lalu mandi berendam bareng di bak air panas yang tersedia di kamar mandi hotel.Kami berendam sambil berpelukan, pak Yanto memelukku dari belakang sehingga tangannya bisa memeluk sambil memainkan kemaluanku, meremas-remas payudaraku dan memainkan putting susunya.“Geli paaa….ohhhhh…hhhhhh ….shhhhhhhhh” Aku mulai mendesah dan mendesis saat pak Yanto menciumi leher dan kupingku sedangkan jarinya mulai dikeluarmasukkan ke dalam liang senggamaku yang terendam air.Tanpa sadar badanku mulai menggeliat-geliat karena rangsangan yang dilakukan beliau.*Ternikmat.com Aku juga merasakan penis bossku itu mulai mengeras di belakang punggungku sehingga membuatku semakin terangsang.“Ohhhhhh….bapaaa…Ake pengen disetubuhi lagi…shhhhhhh” Aku memberanikan diri meminta beliau menuntaskan berahiku yang sudah sampai keubun-ubun.Beliau lalu mencabut jarinya dari liang senggamaku dan mengangkat pantatku sedikit sehingga penisnya bisa diarahkan pada kemaluanku dari arah belakang.BLESSSSSSSSS ………..“OOOOOOOOOHHHHHHHHHHHHHHHHHH………………..nikmat sekali paaa” Erangku menyambut masuknya penis beliau ke dalam tubuhku.“Euhhhhh….euhhhhh…euhhhh…euhhhhhh…euhhhh” Aku coba berinisiatif menggerak-gerakkan tubuhku naik turun di dalam air sambil berpegangan pada pinggir bak.Gerakan naik turunku menimbulkan gelombang pada air bak yang makin lama semakin bergolak tak teratur seperti juga gairah kenikmatanku yang terus semakin bergelombang naik.“Heeeehhhhhh ….Heehhhhh ….Heeehhhhh ….Heeehhhhh…” aku mencoba menaikkan tempo gerakanku tapi tetap saja hambatan air membuat gerakanku seperti gerakan slow motion di filem-filem.Pak Yanto mengimbangi gerakanku dengan menaik turunkan pinggulnya sedangkan tangan kanannya semakin gencar meremas-remas payudaraku dari arah belakang dan tangan kirinya memainkan kelentitku.“Oooohhhh ….ohhhh….ohhhhh….ohhhh….ohhhh…..ohhhhh” Gerakanku semakin liar dengan rangsangan dari beliau“AAAKEEEE DAPEETTTTT LAGI …..OHHHHHHHHHHHHHH” Aku menjerit saat mendapat orgasme pertama di dalam air.Aku berhenti menggerakkan tubuhku untuk menikmati gelombang orgasmeku yang luar biasa bagiku dengan nafas agak tersenggal-senggal.Pak Yanto masih menggerak-gerakkan pinggulnya sehingga penisnya tetap naik turun di dalam liang senggamaku, tangannya di silangkan di dadaku sambil meremas kedua payudaraku dengan lembut.Bibirnya yang hangat kurasakan menciumi tengkuk dan punggungku berulang ulang melengkapi kenikmatan yang kurasakan.Pak Yanto memintaku memutarkan badan supaya posisi kami menjadi saling berhadapan dengan penisnya masih ada dalam kemaluanku.Kami berciuman sambil aku memeluknya, sedangkan tangan beliau memegang kedua buah pantatku sambil tetap menaik turunkan pinggulnya. Pelan-pelan gairahku timbul kembali dan mulai mengimbangi gerakan pinggulnya dengan menggerakkan pinggulku sendiri naik dan turun.“Ahhhh ….Mmmmmppphhhhhhh……oohhhhhhh…..mmppppphhhh…” Kami meneruskan bersetubuh sambil terus berciuman.Makin lama ciuman kami makin panas, bibir kami saling melumat dan permainan lidah yang semakin liar.Gerakan penis pak Yanto semakin kasar, penisnya dengan keras menyodok-nyodok ke dalam liang senggamaku sedangkan pantatku ditekannya kebawah oleh tangan beliau.“Ohhhhhh ….ohhhhh….ohhhhhh….paaaa….ohhhhh….baapaaaa….aduuuh hhhh…” Aku hanya bisa mengerang nikmat tanpa berbuat apa-apa karena pak Yanto mengambil alih kendali.“Akeeee…. Saya mau keluarrrrrr” pak Yanto mengerangAku rasakan tubuh pak Yanto bergetar keras sedangkan penisnya berdenyut-denyut dengan tidak kalah kerasnya.SROOOOOOTTT …SROOOTTT…….SROOOTTTT …semprotan demi semprotan air mani bossku kembali membanjiri rahimku“A..a..aahhhh..a..a..aahhhh…” pak Yanto mengerang tertahanWalaupun aku tidak mendapat orgasme lagi yang berbarengan dengan ejakulasinya pak Yanto, aku tetap merasa puas karena sudah mendapat orgasmeku tadi.Aku lalu menciumi dan membelai-belai wajah bossku yang terlihat cukup kelelahan setelah bersetubuh denganku di air panas.Otot-otot liang senggamaku kembali aku kontraksikan untuk memijat-mijat penis pak Yanto yang juga sedang kelelahan di dalam tubuhku.Bossku itu kelihatannya sangat suka dengan apa yang aku lakukan, beliau lalu membalas ciumanku dan memelukku dengan mesranya.Beliau kemudian menciumi seluruh wajahku, leherku dan payudaraku serta menghisap-hisap putingnya sambil mengucapkan kepuasannya bersetubuh denganku.Sebagai wanita tentu saja aku merasa bangga bisa memuaskan beliau yang merupakan bossku sehari-hari walaupun sebenarnya aku juga sangat puas karena mendapat kenikmatan yang lebih tinggi dari yang aku biasa dapat kalau berhubungan badan dengan suamiku sendiri.Dengan posisiku tetap “menunggangi” beliau kami mengobrolkan berbagai hal, mulai dari pekerjaan sampai yang berkaitan kehidupan pribadi masing-masing, tentu saja sambil diselingi berciuman mesra.Pak Yanto sempat bertanya apakah aku pake pengaman, waktu aku balas dengan pertanyaan kenapa baru bertanya sekarang padahal beliau sudah dua kali menebar benihnya ?Beliau menjawab sambil tertawa bahwa karena aku sudah punya suami maka dia tidak terlalu khawatir kalau aku jadi hamil karenanya.Aku memang sekarang memakai IUD sebagai pengaman karena belum merencanakan punya anak lagi.Kemudian iseng-iseng beliau aku tanya, kalau aku lepas IUDnya apakah dia mau menghamili aku ?Jawabannya cukup mengagetkan tapi sangat menyenangkanku karena beliau bersedia “menyumbang” benihnya tetapi tidak mau menikahiku. Tetapi beliau bersedia berkomitmen untuk membantu biaya “anak biologisnya” itu.Setelah selesai berendam, kami lalu membersihkan badan dan berpakaian lagi untuk bersiap-siap pulang karena suamiku sudah akan menjemputku di tempat seminar tadi.Di tengah perjalanan pak Yanto memintaku melakukan oral seks, karena aku belum pernah melakukannya beliau lalu membimbingku mengenai cara melakukannya.Sesampainya di tempat parkiran tempat seminar,pak Yanto belum juga berejakulasi yang memaksaku untuk lebih agresif mengemut penisnya.Akhirnya beliau bisa ejakulasi dan memintaku meminum seluruh air maninya sampai habis.Ternyata suamiku juga sudah ada ditempat parkiran menjemputku sehingga membuatku agak panik dan dengan terburu-buru aku segera merapikan baju dan rambutku serta memakai lipstik lagi yang telah hilang menempel di penis pak Yanto.Setelah semuanya rapih kembali aku keluar dari mobil pak Yanto dan ambil jalan memutar dari parkiran yang tidak terlihat suamiku untuk masuk ke tempat seminar.Aku kemudian menghampiri suamiku seolah-olah baru selesai seminar dan mengajaknya berkenalan dengan pak Yanto …
By Posted :Naga303
Subscribe to:
Posts (Atom)